Memori



Di penghujung malam aku terpekur.
Aku telah menelaah sudut hatiku—hei ..., ada kenangan tentangmu yang kian membeku.

Sudah dua tahun sejak kenganan itu—sebentar lagi menginjak angka tiga; waktu berjalan layaknya peluru yang ditembakkan ke udara. Saat di mana aku menemukanmu di sudut sekolah, selanjutnya waktu perlahan membawaku mengenalmu.

Aku telah menelaah sudut hatiku—hei ..., ada kenangan tentangmu yang kian membeku.

“Tak sedetik pun waktu pantas untuk membenci seseorang. Setiap orang selalu terasa menyenangkan jika yang dipikirkan adalah sisi positif mereka. Selalu lakukan dengan usaha terbaik; agar yang kau hasilkan pun baik—dan frekuensi menyesal semakin mengecil.”
Kutipan darimu saat kita sama-sama menyepi; mencari refleksi atas rasa sunyi. Saat itu, aku selalu mengeluh atas orang-orang di sekelilingku jika selepas momen bersama engkau di waktu-waktu sebelumnya.

“Sejenak rehat, melepaskan kewarasan; menjadi hiperaktif, melupakan segala beban dunia—ah, bukankan itu masa-masa indah yang layak dinikmati?”
Lagi ..., kutipan darimu terngiang di malam yang sepi. Kutipan darimu yang selalu tersusun atas aksara penuh arti.

Untukmu ..., terima kasih telah mengajarkan banyak hal—sekaligus memendam banyak kisah.
Pada akhirnya waktu membuatku tersadar fakta: kau laki-laki dan aku perempuan.

Tak mungkin kedekatan ini selamanya kuharapkan berstatus seutuhnya teman.
Maaf, aku menyukai dirimu.
Tapi cukuplah kusimpan segalanya di larutnya kalbu; perasaan.
Kuala Kapuas, 18 Desember 2012.

Rumah

Rumah; adalah ketika tempat itu membuatmu tenang, orang-orang di dalamnya membuatnya nyaman.

Kali ini saya mau membhasa rumah kedua dan ketiga saya--tempat di mana saya pertama kali merajut mimpi jadi penulis.


Rumah keduaku adalah salah satu situs menulis.


Rumah ketigaku adalah salah satu grup penulis di facebook.


Di rumah asli saya, saya sering merasa sepi--tapi justru ini yang saya suka; nyaman, tentram, dan tenang. Mengingat para penghuninya pulang minimal jam empat sore--terkecuali untuk aku dan adikku, kami sempat punya waktu jeda sekitar satu sampai dua jam di rumah. Makanya saya sempat merasakan tenangnya rumah asli.


Kembali ke rumah kedua dan ketiga.


Refleksi ketenangan itu adalah di dua tempat dunia maya yang saya sebutkan. Di sana, saya berubah menjadi sosok ceplas-ceplos, adik yang usil bagi kakak-kakak virtual-nya, anak yang bandel bagi ayah-ibu virtual-nya, junior yang enerjik, senior yang wibawanya digantikan sifat-sifat aneh.


Tapi, beberapa bulan ini saya menghilang. Frekuensi bermain internet berkurang drastis. Kesibukan di dunia nyata begitu menggencet.


Kemarin, saya kembali ke dua tempat yang sudah seperti rumah kedua dan rumah ketiga saya.


Ketika saya kembali, semua terasa asing. Semakin banyak penghuninya--bahkan sebagian besar tak kukenal. Apakah aku sudah terlalu lama pergi?

Tapi satu yang kini sama dari kedua tempat ini; keadaannya sedang 'panas'--dan aku merasa asing. Mungkin sekarang perlahan-lahan stabil, tapi kini aku bukan sosok anak kecil yang enerjik, atau adik cerewet seperti dulu. Aku kembali seperti roh--ada namun tak tampak.

Aku tahu tentang masalah di kedua tempat ini--sungguh, bahkan kisah detailnya.

Tapi aku tak ada di pihak pro ataupun pihak kontra. Aku diam.

Aku saksi dari semua. 

Ketika di tempat yang membuatnya nyaman kini membuatmu merasa asing, terasa melelahkan.
 

Sepi

Pergi
Menyendiri
Biar hening ini kurenggut kembali

Kuala Kapuas, 14102012

Isyarat

Isyaratmu terlalu jelas, bahkan mataku menangkapnya sama seperti saat aku membaca buku dengan ukuran tulisan yang besar.

Bisikanmu terlalu keras, bahkan telingaku mendengarnya sama seperti saat aku mendengar musik dengan volume terkencang.

Meski aku tahu, kodemu itu bukan ditujukan kepadaku, tapi untuk memperbincangkan keburukan orang lain.

Jangan ragukan instingku. Tak pernahkah kau tahu, aku sering mendengus sinis setiap kali berhasil menangkap semua kode tak bergunamu?

Bahkan kalau kau mau memutar kepalamu ke belakang, ada aku yang menyeringai--persis seperti senyum iblis yang berhasil mengelabui.

Kadang aku tak bertanya, mengertikah kamu bahwa kode itu untuk menyampaikan pesan rahasia?

Lalu, sudahkah kamu bercermin pada kesalahanmu sendiri?

Lebih baik kau bercermin, lalu utarakanlah semua yang kau tak suka. Jangan menjadi manis di depan, busuk di belakang. Munafik.

Menjijikan.

Kuala Kapuas, 27092012

Frase Rasa

Aku tergugu
pada sudut hati yang kian membeku

Kuala Kapuas, 19092012

LOMBA MENULIS CERITA


Helo, blogger! Bagi yang suka menulis, ada info lomba menulis nih. Hadiahnya jutaan, lho. Silahkan cek di foto. Kalau kurang jelas, silahkan baca infonya di bawah ini.

Ungkapkan kepedulian kamu terhadap Anak-Anak Berkebutuhan Khusus dengan mengikuti LOMBA MENULIS CERITA atau ESAI "WHAT WILL I BE"?
Bagi siswa-siswi, mahasiswa, guru, orangtua, pemerhati, dan masyarakat yang kreatif dan suka mengarang, yuk ikutan lomba karya tulis yang diadakan College of Allied Educators (CAE) Indonesia. Setiap karya yang dikirimkan akan disumbangkan untuk mendukung gerakan peduli pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.

PERSYARATAN

1. Lomba ini terbuka untuk umum.
2. Tidak ada batasan usia.
3. Tidak dipungut biaya.
4. Karya dikirimkan dalam bentuk artikel (hardcopy) dengan mencantumkan nama, alamat lengkap dan nomor telepon yang bisa dihubingi di bagian belakang lembar tulisan/ atau lembar berbeda.
5. Karya dimasukan ke dalam amplop dan dikirim ke alamat:
College of Allied Educators Indonesia:
Gedung Menara Kuningan Unit F2
Jl. H.R. Rasuna Said, Block X-7 Kav-5
Jakarta 12940
6. Karya paling lambat diterima panitia tanggal 12 Mei 2012 (cap pos).

KETENTUAN

1. Lomba bersifat perorangan.
2. Karya berupa karangan cerita dengan topik-topik antara lain:
- Mempersiapkan masa depan anak berkebutuhan khusus di Indonesia.
- Hal terkait pengembangan potensi Anak Berkebutuhan Khusus.
- Seputar Kepedulian terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
- Pentingnya peran orangtua dalam menyiapkan masa depan anak berkebutuhan khusus
- Peran guru dalam membantu tumbuh kembang dan pendidikan anak berkebutuhan khusus
- Pendidikan inklusif di Indonesia
3. Panjang tulisan 1000 - 1200 kata. Diketik di kertas A4, jenis Times New Roman, ukuran 12, spasi 1,5.
4. Karya belum pernah diikutsertakan dalam lomba sejenis dan atau belum pernah dipublikasikan di berbagai media, cetak maupun online (blog, wesite, dsb).
5. Karya yang telah diterima panitia menjadi hak milik panitia penyelenggara.
6. Panitia berhak mempublikasikan karya pemenang di media massa dan dalam materi promosi College of Allied Educators Indonesia.
7. Pemenang akan menerima surat resmi dari panitia lomba dan diumumkan pada tanggal 31 Mei 2012 melalui www.cae-indonesia.com atau www.hopeindonesia.org
8. Keputusan dewan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
9. HADIAH bagi pemenang:
- Juara 1 uang tunai Rp.5.000.000 dan plakat
- Juara 2 uang tunai Rp.3.000.000 dan plakat
- Juara 3 uang tunai Rp.2.000.000 dan plakat

Informasi lebih lanjut silahkan hubungi :
College of Allied Educators 
Telp. (021) 33006177,  (021) 30015796, 087881658545
E-mail: cae.indonesia@yahoo.com




Perasaanku pada Pendamping Ayahku ...

Aku mengenalnya, semenjak beberapa tahun yang lalu. Seringkali kulihat semenjak masa kanak-kanak, dia bersama ayahku...

Awalnya, aku tidak terlalu tertarik dan menganggapnya biasa. Bagai hal yang tidak penting dan pantas diabaikan.

Dia terlihat begitu manis dan menarik. Namun, saat itu, sebagai anak kecil yang tidak tahu-menahu tentangnya, aku hanya terdiam dan hanya mampu menebak-nebak bagaimana dirinya.

Waktu terus berjalan bagai roda yang berputar, membawaku hingga kini. Melalui proses pendewasaan yang semanis gula dan juga sepahit obat. Aku semakin sering melihatnya, tatkala bersama ayahku. Dahulu, saat diriku masih polos bagai kertas putih yang kosong, aku hanya mampu menebak-nebak dan membuat pikiranku menjadi kalut. Kini, umurku sudah tiga belas tahun, umur seorang remaja yang keingintahuannya semakin besar.

Dia ada di dalam imaji-imaji liarku, hadir dalam setiap langkah hidupku, dan tak sedikit pun memberikan jeda pada pikiranku. Semakin aku menghindar memikirkannya, semakin aku malah mengingatnya. Mengapa aku seperti ini, Tuhan?

Suatu hari--tepatnya dua tahun yang lalu, di kala matahari begitu gahar menyengat, aku pulang dari sekolah. Meletakan sepatu dan tas, serta tak lupa berganti pakaian seragam dengan pakaian sehari-hari; berupa kaos oblong dan celana pendek.

Ayahku belum pulang dari kantornya, sedang mencari nafkah untuk membiayai keluargaku.

Aku berjalan menuju dapur, dan aku melihat dirinya sendirian di sana. Aku menatapnya, semakin lekat dengan pandanganku yang begitu tajam. Aku berjalan mendekat, mendekat, dan semakin mendekat. Jarakku dengan dirinya, sudah tak terlampau jauh lagi. Aku terdiam dengan ekspresi datar, tanpa senyum, apalagi tangisan.

Kutarik napas dalam-dalam, dan kuhembuskan secara perlahan. Dadaku sesak, namun, aku tak mampu menangis. Dia merupakan sesuatu yang istimewa bagi ayahku. Yang kutahu semenjak kecil, Ayah selalu menyentuhnya. Berdua dengannya di teras seraya membaca koran. Berdua di saat pagi sebelum aku berangkat sekolah. Serta, berdua di saat-saat lainnya--yang sekarang berputar di dalam memori otakku. Entah mengapa, aku ataupun seluruh keluargaku, tak pernah merasa terganggu, apalagi sampai marah. bahkan, kala itu, wanita yang paling dicintai Ayahku--Ibu--tak sedikit pun menyimpan iri maupun dendam.

Satu kesimpulan yang kudapat: Ayahku sangat mencintainya ...

"Ck!" decakku. Entah kesal ataupun perasaan lainnya, diriku sendiri pun tak tahu. Masih dengan dadaku yang sesak dan hatiku yang ngilu, aku terus menatapnya yang terdiam membisu.

Tanganku gemetar. Kuambil sebuah cangkir. Bukan untuk melemparnya--dan akhirnya mencelakainya. Justru, gelas itu untuk menampungnya.

Lalu, cangkir itu kuisi dengan bubuk kopi, cokelat bubuk, dan gula pasir. Kutambahkan air panas, kuaduk hingga rata. Kukocok whipping cream, dan kusemprotkan di atas kopinya. Kucampur dengan gula palem dan cokelat bubuk. Tak lupa, taburkan gula palem lagi di atasnya sesuai selera.

Aku mencicipinya--

--dan kusadari semenjak itu, AKU SANGAT MENCINTAIMU, WAHAI ... CAPPUCINO DOUBLE SUGAR! PENDAMPING AYAHKU DI SAAT SANTAI!