Kali ini saya mau membhasa rumah kedua dan ketiga saya--tempat di mana saya pertama kali merajut mimpi jadi penulis.
Rumah keduaku adalah salah satu situs menulis.
Rumah ketigaku adalah salah satu grup penulis di facebook.
Di rumah asli saya, saya sering merasa sepi--tapi justru ini yang saya suka; nyaman, tentram, dan tenang. Mengingat para penghuninya pulang minimal jam empat sore--terkecuali untuk aku dan adikku, kami sempat punya waktu jeda sekitar satu sampai dua jam di rumah. Makanya saya sempat merasakan tenangnya rumah asli.
Kembali ke rumah kedua dan ketiga.
Refleksi ketenangan itu adalah di dua tempat dunia maya yang saya sebutkan. Di sana, saya berubah menjadi sosok ceplas-ceplos, adik yang usil bagi kakak-kakak virtual-nya, anak yang bandel bagi ayah-ibu virtual-nya, junior yang enerjik, senior yang wibawanya digantikan sifat-sifat aneh.
Tapi, beberapa bulan ini saya menghilang. Frekuensi bermain internet berkurang drastis. Kesibukan di dunia nyata begitu menggencet.